Takut kehilangan, mengadopsi rasa rindu melahirkan kenangan yang begitu hangatnya, melelehkan segala derita dalam pikiran, membentuk sebuah hikayat yang bersayat dengan pereda pada saatnya. Tak pernah terbayangkan akan merasakan hal ini, tak pernah berdansa seiring dengan begitu indahnya gejolak cinta di dada, mendebarkan jatung menyeruak ke hati terasa detik tak bergerak.
ku ingin bersamanya.

Teka-teki kehidupan, membentuk alunan pikiran yang tak menentu. Suaranya menjadi harmoni dalam hari.
Terintimidasi akan realita kehidupan yang kian tak menentu, namanya hidup.
Terdiam dalam kelam, memendam rasa yang mendalam, cinta jangan padam.
Berada dalam ruang hampa, dingin. Menanti pelukan darinya, ya darinya yang membuat diri ini jatuh.
Jatuh Cinta.


Kesan demi pesan terus tersampaikan.
Jalinan ikatan menguatkan angan.
ku merasakan seperti nyaman.
Bahkan lebih dari nyaman.

Menerka cerita, kami satu mimpi.
Jangan pergi dari hati, wahai bidadari.
aku dan kamu menanti.
Menanti mengarungi bahagia yang saatnya tiba nanti.

Sang Pencipta, Terimakasih.
Terimakasih Engkau begitu mengashi aku.
Engkau memberikan aku Anugerah.
Anugerah yang tercurah, Anugerah yang ajari aku menelaah.


Menghitung hari demi hari, membukanya bersama mentari, rembulan menemani mimpi, kamu selalu di hati.  Amen.
#ARES

 
 

Ketika dan jika, dibalik sebuah kisah terkadang ada dilema dan problematika. Terjadi dalam sebuah ruang waktu yang terkadang membuka sudut pandang dalam peng-implementasian dari sebuah realita. "Apa adanya" akan menuntun menuju ke arah yang baik, dan tidak bisa dipungkiri ketika "apa adanya" dan "ada apanya" beradu dalam hidup berusaha tuk membentuk diri. 

Adanya kalanya terjatuh bagai dihancurkan... 
Sakit, tapi itu membuat kuat. 
Ada kalanya melihat kenyataan yang memancing api, seakan terbakar, dileburkan layaknya baja, 
Ternyata... 
Sempurnalah. 
Percaya hidup itu indah. 

Bagai hitam putih dunia, yang terekam dalam suatu ingatan. Tempat dimana manis & pahitnya hidup tercampur, yang entah bagaimana menetralkannya karena hanya ada pilihan untuk terus berjalan. Apapun jalannya, yang ku tahu ada secerca harapan tuk menggapai terang disana agar ku tenang dan bisa kembali pulang untuk mereka yang ku sayang... Disana, ya disana, di dalam doa.


Terkadang, lupa bersyukur karena hanya "Sebatas", melupakan betapa berartinya makna dari "Sebatas", mengimplementasikan arti "Sebatas" itu terkesan setara tiada rasa, hanya menikmati yang lebih dari "Sebatas" dan lupa untuk "Sebatas" membuka hati, mata bahkan pikiran.

Terkadang, "Sebatas" itu melampaui batas pikiran gue yang ingin lebih dari "Sebatas." gue hanya berlaku "Sebatas", meminta apa yang melewati batasan, dan akhirnya gue sadar telah membuang waktu yang terbatas. Berharap itu hanya "Sebatas" kenangan hari lalu bukan tuk kisah hari baru.


Mencoba tuk menyadari...
"Sebatas" tawa terlihat sempurna dikala beban yang berat menerpa diri yang lemah ini.
"Sebatas" uluran tangan membawa diri ini selamat dari jurang tanpa dasar.
"Sebatas" pandangan membawa diri ini jatuh dalam cinta.
"Sebatas" mimpi menerbangkan diri ini keatas untuk melihat kebawah, masih ada jalan terbuka untuknya.
"Sebatas" doa menjadikan diri ini tenang, dan pasti ada pengharapan dalamNya. (Mat21:22)

Terkadang, ya terkadang. Kadang-kadang, cinta datang kadang-kadang kok. Cinta lagi, cinta lagi, kayaknya kalau berbicara soal cinta, sulit menemukan titik ujungnya sebelum menemukan cinta sejati itu ya. :)
Tapi, kali ini kayaknya "cinta" itu dijadikan yang kedua dulu, nah yang pertamanya ini nih.......

Jadi gini nih, ketika kemarin gue melihat di media sosial, ada seseorang penyanyi yang berpangkat sebagai artis dan juga selebritis diwawancara gitu deh, dia berkata "ya, namanya juga hidup, yang keriting ingin lurus rambutnya. Yang kulitnya putih, ingin menggelapkan warna kulitnya." "Katanya." Dan sejenak gue diajak bernostalgia dengan pengalaman yang pernah gue lewatin selama 19 tahun 16 hari 11 jam 40 menit dan sekian detik saat ini dan tiba-tiba pun  "Tak 'kan pernah merasa, rasakan cinta yang kau beri, ku terjebak di ruang nostalgia... Raisa oh Raiso :)

Setelah gue pikir-pikir, ya memang begitu sih realita yang gue lihat saat ini, bahkan mungkin itu yang terjadi sama gue. Ketika gue menginginkan apa yang dipunya orang lain atau apa yang gue lihat di dunia luaran sana yang terkadang itu sudah lewat dari batas kemampuan gue pribadi. Tapi ya namanya juga hidup hehe. Konteksnya sih, bukan masalah rambut atau warna kulit ya, itu cuma opini kok (padahal yang lagi nulis entri lagi pakai roll rambut, tangannya habis diolesin lotion pemutih tubuh, sambil pakai masker muka terus matanya ditutupin sama timun, hebat kan ngetik tanpa melihat) #Magic #Kidding #JanganPercaya :)

Oke, kembali ke topik. Sering juga ketemu dengan orang yang sehat, inginya sakit padahal yang sakit ingin segera kembali sehat atau yang punya pacar inginnya jomblo, padahal yang jom (space) blo (hening sejenak)... BEGITU MEMPUNYAI HASRAT DAN SEMANGAT YANG SULIT DIUNGKAPKAN DENGAN KATA-KATA KARENA KATA-KATANYA TELAH HABIS TERANGKAI UNTUK MEMUJIMU WAHAI PUJAAN HATI, DENGAR LARAKU SUARA HATI INI MEMANGGIL NAMAMU #np Separuh Aku - Noah... (Caps Lock : dibaca dengan nada tinggi, penuh semangat, dan betumpahkan sedikit air mata) (Efek friend-zone). Jadi terkesan curhatan pribadi ya, hmmm. :)

Ya, sebelum curhatannya semakin panjang, ini sih inti dari cerita kali ini, alangkah baiknya kita bersyukur dengan apa yang kita punya, karena belum tentu orang lain mempunyai apa yang kita punya dan ketika kita melihat apa yang dipunya orang lain dan kita begitu menginginkannya, ingatlah apakah itu yang kita butuhkan atau apakah itu sesuai dan membuat diri kita nyaman. Karena pada dasarnya, semuanya itu telah diatur, sekarang tinggal bagaimana dapat menjalaninya, memanfaatkan peluang yang ada, mengikuti prosedurnya dan jangan lupa ambil kembaliannya di kasir sebelah sana. (re : nikmati keuntungan yang didapat ketika semuanya telah dilakukan dengan mengikuti prosedur yang ada). :)


Ya, selamat datang kembali dalam dunia dalam realita (Back sound suara petasan tahun baru), hehe. Perjumpaan kali ini gue mau bahas sesuatu yang berhubungan dengan angka 2 dan 7 kalau digabung 27 kalau ditambah (2+7) = 9 kalau dikurang (2-7) = -5, unsur kimia tingkat oksidasi 2 adalah Seng (Zn), tingkat oksidasi 7 adalah Nitrogen (N) dan 27 adalah Kobal..................... :)

Minggu, 27 Januari 2013
Hari Minggu yang padat, dimana itu adalah hari yang cukup produktif untuk ukuran akhir pekan. Hari itu penuh dengan gejolak, kalau kata rasa permen sih "nano-nano". Dibilang senang, ya senang, dibilang sedih ya sedih, dibilang pengalaman ya pengalaman. Memang setiap hari bahkan setiap waktu mempunyai kisahnya sendiri, dimana harus terjatuh tuk bangkit dan harus menggenggam erat tuk dapat bertahan disana. Gue memulai hari dengan penuh motivasi karena banyak kesempatan dan peluang yang ada di hari itu. Nyatanya kalau ibarat kata main Taken nih, gue berhasil ketemu Jin dan menang di ronde pertama kalah di ronde kedua dan kembali membalik keadaan di ronde ketiga. Dimulai memperjuangkan suatu harapan ketika bermodalkan 1 kotak yang diisi dengan 2 kotak kembali, yang kotak pertama berjumlah 2 buah dan kotak kedua berjumlah 7 buah. Senang rasanya mengingat hal itu, ibarat mimpi ya pengennya sih mimpi yang lama a.k.a bangun siang biar mimpinya lanjut terus (mumpung masih libur). Senyum, ya senyumnya yang terngiang, suara, ya suaranya yang menggetarkan perasaan. Namanya usaha, kalau kata lagu kan hidup berawal dari mimpi gantungkan yang tinggi agar semua terjadi. Dan pagi hari pun selesai.

Siang yang mendung, berkendara dari Selatan Kota Jakarta menuju Timur, berteduh di Jembatan Bilangan Pondok Bambu menuju Jatiwaringin. Disana... ya disana gue bertemu dengan seorang bapak yang berprofesi sebagai Loper Koran, ditemani suara hujan dan banyaknya koran yang bertanggalkan 27 karena memang hari itu tanggal 27, di sepedanya. dia mengundang gue tuk tertawa dan tersenyum bersama melihat atraksi Topeng Monyet di bawah jembatan itu. Sungguh, melihat bapak itu tersenyum mengingatkan gue kenapa gue harus bersedih, melihat dia berjuang kembali memompa semangat gue yang mungkin pada saat itu cukup kurang dan memudar, berhubung belum makan siang sepertinya saudara-saudara :)

Dan perjalanan pun berlanjut ( suara sistem kelistrikan dikombinasikan dengan sistem pengapian sepeda motor dan >bremmmmm< :) )...

Sore yang cerah dengan suatu kebanggaan, melakukan aktivitas ini adalah salah satu bentuk ucapan syukur atas apa yang telah diberikanNya. Gue manusia dan gue tidak dapat mengetahui kesalahan itu mau datangnya kapan, dan untuk kesempatan kali ini, terjadilah di lagu No. 9, (kalau di intro entri kali ini angka 9 itu masih ada unsur 2 dan 7nya loh hehe). Ya, lagu No.9, sebelumnya memang sudah ada briefing mengenai pertukaran urutan lagu dan memang masih ada yang mengganjal, namanya juga reflek dan memang kebiasaan melihat tata ibadah langsung memulai intro lagu, yang padahal bukan itu ketukan yang harus dimainkan. Terjadilah dan begitulah, walau di pertengahan lagu masih bisa merubah musik lagu itu ke musik aslinya, tapi apa daya ayam sudah digoreng dan nasi sudah matang, saatnya makan :)


Memang, sungguh penyesalan, dan memang penyesalan itu datang belakangan, melampiaskan kesedihan dengan keringat deras yang keluar saat berolahraga di malam hari, berotasi dan bergravitasi bersama bola basket. Kenapa malam itu gue bisa tidur dengan nyenyak dengan begitu banyak cerita dalam hari itu, karena letih? mungkin. Sejenak melupakan walau tak terlupakan dan selamat datang hari yang baru... :)

Terimakasih kisah. Cerita kelam mengingatkan tuk tak tenggelam, ketika muram bukan tuk menangis jeram. @DanFranHut , 27 Januari 2013 :)

"Sabar adalah bentuk kesadaran. Ketika sadar, seharusnya mau tuk bersabar. Sabar dan sadar, sadar dan sabar". Ini adalah penggalan tweet yang kemarin gue kicaukan dan bersyukur mendapat respon yang baik dari teman teman sekalian :)

Mungkin gue merasa, itu ungkapan saturasi yang muncul sejenak dalam realita dilema problematika hidup yang sedang gue jalani ini. Mencoba sesuatu hal yang baru, itu yang sedang gue perjuangkan (Berasa Pahlawan :)). Ketika sudah berharap banyak, tapi diPHPin sama orang/oknum, beuh sakit banget nget nget. Btw, disini gue mau ngebahas dalam konteks bukan galau karena cinta, tapi melamar tapi tak dilamar. Apakah itu?

Ya, gue libur sampai awal Maret, dan itu mungkin salah satu waktu libur yang cukup panjang yang pernah gue rasakan. Awal Hujan di bulan Desember, gue mencoba berpikir, apa yang mau gue perbuat selama libur itu, tercetuslah sebuah saran yang membentuk asa, bagaimana kalau mencoba kerja/magang? Nah, itu dia yang gue nanti, sebuah kegiatan yang selain menambah pengalaman, menambah isi dompet juga. Cantik sob! Gas Pol!

Semangat pun berkobar-kobar layaknya Goku lagi berantem Naruto, hehe. Ya, memang dari sekian banyak pilihan, gue mencari yang memang menarik hati, ceritanya gue punya pedoman "ikuti kata hati, maka temu-lah mimpi". Tapi ya, memang ini pengalaman baru, sebelum-sebelumnya gue sepertinya belum pernah mencoba hal baru ini, terakhir mungkin pas libur sekolah dulu, coba ngelamar di event PRJ, waktu itu ngeply ke distributor cokelat gitu deh. Ceritanya, dulu gue bermimpi, setiap pulang gawe, ngeboyong cokelat ke rumah, tapi apa daya, Jakarta memang keras :)

Ungkapan Jakarta memang keras terbesit kembali saat ini, ketika gue mencoba peruntungan di Kota Metropolitan ini (Berasa Perantau), apa daya memang persaingan sangat ketat. Waktu lalu gue melihat di DP bbm temen gue "ketika kamu malas-malasan, ada ribuan pesaing kamu sedang belajar". Wao, itu sejenak membuat tersentak dan membayangkan apa yang sedang gue lakukan saat itu, lagi guling-guling sambil main smackdown di kasur sama bantal (Kidding). Yaaaaah (Menghela napas dengan nada) (huft) (do = g) :)

Pelajaran juga sih buat gue, ketika ingin mendapat hasil yang membuat hati senang, memang harus melakukannya dengan sepenuh hati. Setiap hari akan jadi lebih baik, jika ada intropeksi diri. Nyatanya banyak hal yang gue temukan sebagai intropeksi diri gue pribadi selama liburan yang terus berganti hari.

Indahnya dunia terangnya pagi, kuucapkan selamat pagi, mari meraih mimpi :)


 Lama tak jumpa!
Selamat Tinggal 2012. Selamat Datang 2013!
Periksa kembali barang bawaan anda dan hati hati melangkah :)

Kali ini, gue mau membahas soal "Bahagia", yang dimana ide ini muncul setelah kemarin kebetulan bijak dan ngetweet di akun pribadi gue yang isinya adalah "Bahagia, tidak dijual, maka tidak bisa juga dibeli. Uniknya bahagia itu bisa diberikan". Sejujurnya inspirasi gue ngetweet waktu itu muncul, ketika bertepatan dengan tahun baru, yang dimana waktu itu ajangnya berkunjung ke rumah saudara dan diikuti dengan perbaikan gizi dan nutrisi sih sepertinya.Hehe.

Jadi kisahnya sih lebih menitikberatkan tentang kekeluargaan gitu deh, yang dimana bahagia itu adalah sesuatu yang tidak dihitung dengan besaran seperti harga tapi tetap menjadi cerita tersendiri mengapa itu sungguh bernilai. Yang kita ketahui sebelumnya, yang berharga biasanya bernilai, tapi disini yang bernilai malah sebaliknya. Memang, dalam kekeluargaan pasti ada waktu dimana kita memberi dan diberi, seketika kita memberi, dan tanpa disadari juga kita telah diberi. Semua itu bagai siklus yang tanpa ujung, saling melengkapi, saling menghormati dan saling mencintai.

Walau hanya sebatas waktu, tapi itu sungguh membuat tersanjung.
Terkadang tanpa disadari, termakannya waktu karena realita hidup, bertemu keluarga itu bagai emas dalam penambangan atau seperti goal dalam pertandingan. Sungguh bernilai dan begitu ditunggu-tunggu pastinya.

Sekian cerita kali ini, saatnya kini menatap dan mulai merintis keluarga yang baru, cari istri cari istri. Eh.... cari pacar maksudnya hehe. Kebuka deh jomblonya.:)




 ...Peace and Love...